Kamis, 11 Juli 2013

Pencegahan Osteoporosis

Tulang adalah penyusun tubuh paling keras. Fungsinya sebagai kerangka untuk mendukung dan melindungi jaringan tubuh. Proses pembentukan jaringan tulang baru terjadi terus menerus sejak janin masih ada dalam kandungan.


Pertumbuhan massa tulang dibagi dalam tiga phase. Phase pertama terjadi sejak dalam kandungan hingga usia 30 tahun. Antara usia 30-35 tahun disebut sebagai phase konsolidasi. Pembentukan tulang baru terjadi terus menerus sehingga jumlah tulang yang dibentuk lebih besar daripada tulang tua yang dihancurkan. Di sekitar usia ini tulang mencapai kekuatan sekaligus kepadatan yang maksimal.

Nah, mulai usia 35-40 tahun lah pertumbuhan massa tulang mulai menurun. Phase ini disebut involusi. Materi tulang yang hilang lebih banyak jika dibandingkan yang dibentuk.

Dokter spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi RS Adi Husada Undaan Wetan, dr Rr Anasthasia Tri Soesilaniati SpKFR, menjelaskan, proses pembentukan dan penghancuran tulang dilakukan oleh dua  jenis sel tulang. Yaitu sel osteoblast dan sel osteoklast. Osteoblast membantu pembentukan jaringan tulang baru dengan menambah kalsium. Kalau osteoklast fungsinya menghancurkan jaringan tulang serta melepaskan kalsium ke dalam darah. “Saat proses osteoporosis, sel osteoklas bekerja lebih aktif dibandingkan sel osteoblast. Hormon juga mempengaruhi proses pembentukan dan penghancuran tulang,” jelas Dokter Anasthasia.

Diungkapkannya, menurunnya massa tulang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Selain usia, gaya hidup yang salah juga bisa memercepat munculnya osteoporosis. “Gaya hidup yang nggak sehat itu macam-macam lho. Ya gaya hidupnya orang jaman sekarang lah,” sambung dokter lulusan S-1 Universitas Brawijaya (Unbraw) Malang itu.

Dokter Anasthasia mencontohkan, gaya hidup yang tidak sehat itu misalnya kurang aktif bergerak, minim berolahraga dan mengonsumsi makanan dengan asal-asalan. Soal makanan, kalsium dan vitamin D memegang peranan penting dalam proses melawan osteoporosis. “Orang yang memilih diet rendah kalsium harus hati-hati,” ingatnya.

Kalsium berperan penting dalam mencegah osteoporosis. Karena memegang faktor dominan terhadap asupan gizi untuk tulang. Kalsium merupakan mineral yang dibutuhkan untuk menyusun struktur tulang. Asupan kalsium yang cukup sejak dini dapat membantu memperkuat massa tulang dan mengurangi tingkat kehilangan massa tulang pada tahun-tahun berikutnya ketika usia mulai menua. Pada usia lanjut kalsium yang hilang dari tubuh lebih besar daripada kalsium yang diproduksi.

Kebutuhan tubuh akan kalsium berbeda di setiap rentang usia. Anak-anak antara 4-8 tahun membutuhkan membutuhkan 800 miligram (mg) kalsium setiap hari, usia 9-18 tahun membutuhkan 1300 mg, wanita dewasa (usia 19-50 tahun)  sekitar 1000 mg, wanita di atas 50 tahun (atau sudah mengalami menopause) membutuhkan kalsium lebih banyak yaitu 1200 mg.

Sedangkan wanita hamil atau menyusui membutuhkan 1000-1300 mg kalsium per hari. Ditegaskan Dokter Anasthasia, osteoporosis tidak bisa disembuhkan secara total. Pun demikian dengan kondisi massa tulang, juga tak bisa dikembalikan seperti keadaan semula. “Yang bisa kita lakukan adalah mengurangi faktor risikonya dengan cara mencegah osteoporosis sejak dini,” ujarnya.

Pengaturan makanan diakui Dokter Anasthasia memegang peran penting untuk mencegah osteoporosis. Sebaiknya kita mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, sekaligus memenuhi kebutuhan nutrisi dengan unsur kaya kalsium dan rendah lemak. “Ada beberapa saran yang bisa kita berikan untuk melawan osteoporosis lewat makanan,” kata Dokter yang mengambil spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (SpKFR)  dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu.

Beberapa makanan atau minuman yang bermanfaat melawan osteoporosis di antaranya susu tinggi kalsium dan rendah lemak, yogurt, keju, brokoli, bayam, sarden kaleng, tiram, udang kecil (rebon), teri dan ikan yang dimakan dengan tulangnya. Kedelai dan olahannya seperti tempe dan tahu juga sumber kalsium yang baik. “Kedelai sangat baik terutama untuk wanita, karena mengandung estrogen alamiah (fitoestrogen) yang sangat dibutuhkan pada masa menopause,” kata Dokter Anasthasia.

Susu tinggi kalsium adalah sumber kalsium yang sangat disarankan untuk diminum setiap hari supaya terindar dari osteoporosis dini. Dua gelas susu sehari sudah dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan kalsium. Dari dua gelas susu (sekitar 500 ml) akan diperoleh 1.250 mg kalsium. Perolehan kalsium tersebut sudah melebihi kebutuhan kalsium orang dewasa yang disarankan yaitu 800-1.200 mg/hari.

Dianjurkan juga mengonsumsi jenis kacang-kacangan sebagai sumber fosfor, makanan yang tinggi kandungan vitamin D seperti sayuran berdaun hijau gelap. Tubuh juga harus cukup mendapat sinar matahari pagi minimal 15 menit sebagai sumber vitamin D, karena vitamin ini dibutuhkan untuk penyerapan kalsium. Kebutuhan vitamin D normal per hari adalah 400 IU. Dalam bentuk non-aktif, vitamin D banyak terdapat di bawah kulit. Vitamin D akan menjadi aktif dan berfungsi apabila terpapar sinar matahari pagi yang banyak mengandung ultraviolet. Terpapar sinar matahari sekitar 20 menit per hari, minimal 3 kali seminggu sudah cukup untuk membantu produksi vitamin D.

Selain yang disarankan, juga ada makanan maupun minuman yang harus dihindari untuk melawan osteoporosis. Mengonsumsi kopi secara berlebihan tidak baik bagi kesehatan tulang, karena dapat mengeluarkan kalsium secara berlebihan. Begitu juga dengan softdrink atau minuman ringan, sebaiknya dihindari karena dapat menghambat penyerapan kalsium. “Batasi juga penggunaan garam,” ingat Dokter Anasthasia.

Selain sumber makanan diatas, ada suplemen peninggi badan alami yang bisa juga untuk mencukupi asupan kalsium untuk tulang Anda walaupun usia sudah tidak muda lagi. Suplemen ini mengandung 400 mg/100gr atau sama dengan 40 kali lipat dari kandungan kalsium susu sapi (yang diekstrak dari tulang sapi). Sehingga hanya dengan mengkonsumsi suplemen ini kebutuhan kalsium untuk tulang Anda tercukupi. Akibatnya osteoporosis dapat terhindarkan.

Garam dapur (NaCl) terdiri dari unsur natrium (Na) dan klorida (Cl). Konsumsi natrium (sodium) yang berlebih, baik yang berasal dari garam dapur maupun monosodium glutamat (MSG) dapat berdampak buruk terhadap kesehatan.Selain memiliki efek hipertensi, natrium juga berpotensi untuk menghilangkan kalsium dari tubuh. Natrium akan mengeluarkan kalsium dari tubuh melalui urin.

sumber : http://undaan.adihusada.com/news.php?nID=24

Tidak ada komentar:

Posting Komentar